Cerita Rakyat Bahasa Inggris “Tangkuban Perahu” Lengkap Dengan Arti Bahasa Indonesia
Cerita Rakyat Bahasa Inggris “Tangkuban Perahu” – Hai pengunjung setia KBI. Tentunya Cerita Rakyat Tangkuban Perahu memang sudah sering dibaca dan didengar oleh kalian semua. Akan tetapi berikut ini adalah contoh cerita Tangkuban Perahu dalam Bahasa Inggris. Chekidot!

CERITA RAKYAT BAHASA INGGRIS TANGKUBAN PERAHU
One day, as common Sangkuriang go to backwoods for chasing. Once when he touched base in the forested areas, Sangkuriang begins searching for prey. He saw a flying creature roosted on a branch, then without speculation Sangkuriang shot him, and right on target. Sangkuriang then requested that Tumang seek after his quarry some time recently, however the Tumang noiseless and would not have liked to take after Sangkuriang’s request. Since Tumang was exceptionally irritated at, then Sangkuriang drove out Tumang and not permitted to run home with him once more.
At home, Sangkuriang advise the episode to her mom. After listening to the account of her child, Dayang Sumbi was exceptionally furious. He got the spoon, and struck against the head Sangkuriang. Feeling disillusioned with the treatment of his mom, then Sangkuriang chose to make a go at meandering, and went out.
After the episode, Dayang Sumbi profoundly lamented his activities. He asked consistently, and ask that one day could see her child back. Due to the earnestness of the Sumbi Dayang request to God, then God gave an endowment of everlasting excellence and youth for eternity.
After numerous years of meandering Sangkuriang, in the long run he expected to come back to the place where he grew up. Once there, he was extremely shocked by any stretch of the imagination, in light of the fact that the place where he grew up has changed totally. The Sangkuriang’s pleasure expanded when the present amidst the street met a lady who is extremely delightful, which is none other than Dayang Sumbi. Since interested by her excellence, the Sangkuriang proposed her straightforwardly. At long last, an application was gotten by Dayang Sumbi, and consented to be hitched soon. One day, his future wife Sangkuriang requested that authorization chase on wellbeing .Before leaving, Dayang Sumbi requesting that he belt fixing and smoothing on his head. Dayang Sumbi was amazed, on the grounds that when she smoothed Sangkuriang headband, he saw a scar. The scar is a scar like his child. In the wake of getting some information about the reason for the injury Sangkuriang it, Dayang Sumbi expanded tekejut, on the grounds that truly her spouse was her own child.
Dayang Sumbi exceptionally confounded, in light of the fact that he may not wed his own particular child. After Sangkuriang home chasing, Dayang Sumbi attempted to identify with Sangkuriang, so Sangkuriang crossed out their wedding arrangements. Dayang Sumbi’s solicitation was not affirmed by Sangkuriang, and just considered twist alone.
Consistently Dayang Sumbi thoght how to request their wedding never happened. Subsequent to considering every option, Dayang Sumbi at long last discovered the most ideal way. He recorded two terms to Sangkuriang. In the event that Sangkuriang can meet both of these necessities, then Dayang Sumbi need to be a wife, however generally on the off chance that it comes up short then the marriage will be drop. The primary prerequisite Dayang Sumbi needed Citarum waterway dammed. What’s more, the second is, request that Sangkuriang make a substantial vessel to cross the waterway. Both conditions must complete before sunrise.
Sangkuriang undertaked Sumbi Dayang the second demand, and guaranteed to complete before first light. With its enchantment, then Sangkuriang apply his companions from the jinn to help finish the errand. Furtively, Dayang Sumbi look of Sangkuriang work. How stunned him, on the grounds that Sangkuriang practically completed all necessities given Dayang Sumbi before day break.
Dayang Sumbi then request help groups to hold a red silk material toward the east of the city. At the point when taking a gander at redness in the eastern city, Sangkuriang imagined that it was day break. Sangkuriang promptly halted work and was not ready to meet the prerequisites that have been put together by Dayang Sumbi.
With a feeling of irritation and dissatisfaction, Sangkuriang then separate the dam that has made his own. Due to the breakdown of the dam, then there was a surge and the entire town is submerged. Sangkuriang additionally kicked huge vessel that has been made. The kayak was floating and fell all over, and after that into a mountain called Tangkuban Perahu.
Arti Dalam Bahasa Indonesia
Pada suatu hari, seperti biasanya Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah sesampainya di hutan, Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung yang sedang bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang Sangkuriang langsung menembaknya, dan tepat mengenai sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang untuk mengejar buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada Tumang, maka Sangkuriang lalu mengusir Tumang dan tidak diijinkan pulang ke rumah bersamanya lagi.
Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar cerita dari anaknya, Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, maka Sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara, dan meninggalkan rumahnya.
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena kesungguhan dari doa Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan usia muda selamanya.
Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara, akhirnya ia berniat untuk pulang ke kampung halamannya. Sesampainya di sana, dia sangat terkejut sekali, karena kampung halamannya sudah berubah total. Rasa senang Sangkuriang tersebut bertambah ketika saat di tengah jalan bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang tidak lain adalah Dayang Sumbi. Karena terpesona dengan kecantikan wanita tersebut, maka Sangkuriang langsung melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang diterima oleh Dayang Sumbi, dan sepakat akan menikah di waktu dekat. Pada suatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk berburu di hutan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat kapalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat dia merapikan ikat kepala Sangkuriang, Ia melihat ada bekas luka. Bekas luka tersebut mirip dengan bekas luka anaknya. Setelah bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu, Dayang Sumbi bertambah tekejut, karena ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut adalah anaknya sendiri.
Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada Sangkuriang, supaya Sangkuriang membatalkan rencana pernikahan mereka. Permintaan Dayang Sumbi tersebut tidak disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.
Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara agar pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Setelah berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Dia mengajukan dua buah syarat kepada Sangkuriang. Apabila Sangkuriang dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka Dayang Sumbi mau dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal maka pernikahan itu akan dibatalkan. Syarat yang pertama Dayang Sumbi ingin supaya sungai Citarum dibendung. Dan yang kedua adalah, meminta Sangkuriang untuk membuat sampan yang sangat besar untuk menyeberang sungai. Kedua syarat itu harus diselesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Sangkuriang lalu mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin untuk membantu menyelesaikan tugasnya tersebut. Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Betapa terkejutnya dia, karena Sangkuriang hampir menyelesaiklan semua syarat yang diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar.
Dayang Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur kota. Ketika melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira kalau hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang langsung menghentikan pekerjaannya dan merasa tidak dapat memenuhi syarat yang telah diajukan oleh Dayang Sumbi.
Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Karena jebolnya bendungan itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota terendam air. Sangkuriang juga menendang sampan besar yang telah dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu.
Semoga Bermanfaat Para Pengunjung Setia KBI 🙂