Mengenal Sejarah Valentine Dalam Bahasa Inggris Beserta Arti

Apa itu Hari Valentine?
Tak dipungkiri lagi bahwa pada tanggal 14 februari telah diperingati sebagai hari valentine. Banyak yang mengugkapkan kasih sayang kepada orang yang mereka cintai, juga tak dapat dipungkiri bahwa banyak diantare mereka yang juga memberikan seustau sebagai simbol kasih sayang kepada orang yang diberi.
Hal yang diberikan pun bervariasi, ada yang memberikan boneka, kue, coklat dan lain sebagainya. Namun ngomong-ngomong ketika merayakan nya, apakah sahabat KBI benar-benar sudah tau asal mula dari hari valentine itu sendiri? atau hanya ikut-ikutan saja? Nah, agar tidak hanya terkesan ikut-ikutan saja, lebih baik sahabat KBI belajar memahaminya dari mulai sekarang ya?
Berikut ini asal mula hari valentine beserta dengan terjemahan dalam bahasa inggris sebagai media belajar sahabat KBI juga. Check this out 🙂
This is one of the feasts of the Romans Paganis (idolatrous), the Romans had been worshipped since the 17th century. So this valentine’s feast day is the appellation to a love of their patron.About the history of valentine is there are a lot of versions that mention, but of the many versions conclude that valentine’s day has no obvious background at all.This Festival has existed since the 4th century BC, held on February 15, the feast which aims to honor the deity named Lupercus, God of fertility, symbolized half naked and dressed in goat skin. These events shaped the ceremony and lottery withdrawal interspersed in it to seek a partner. By pulling the roll of paper containing your name, the girls get a pair. Then they married for a period of one year, after which they could have left well enough alone. And if you already own, they wrote his name to be entered into the raffle box again at a ceremony the following year.In the meantime, on February 14, 269 M a Christian Minister who is also known as physicians (doctors) a benefactor named Valentine was died.He lives in the Kingdom which was then led by the famous Claudius the cruel. He hated the emperor. Claudius sought to have large military forces, he wanted all the men in his Kingdom to join in it.But unfortunately these desires are not supported. The man reluctantly involved in the battle. Because they do not want to leave his family and lover of his heart. This makes Claudius angry, he immediately ordered his officials to do a crazy idea.Claudius thought that if the men are not married, they will be happy to join the military. Then Claudius banned marriages. Young couples when it considers this decision very unreasonable. Hence St. Valentine refused to carry it out.St. Valentine still carry out his duties as pastor, i.e. marry the couples who fall in love despite confidentially. This action was discovered by the Emperor soon gave him a warning, but it was not acknowledged and remain bless the wedding in a small chapel which was Candlelit only.Until one night, he caught one of the blessed couple. The couple managed to escape, but the hapless St. Valentine was caught. He was thrown into prison and sentenced to death with a severed head.Since the death of Valentine (14 February), the story spread and expanded, until no one else in the corners of the area of Rome could not hear the story of life and death. Grandpa and Grandma told the story of Saint Valentine on the son and his grandson until the level of cult-like.When the Catholic religion began to grow, the ruler of the church wanted to contribute in the role. For the solution, they look for a new character as a surrogate God of compassion, Lupercus. They finally find a replacement for Lupercus, namely Saint Valentine.In the year 494 M, Pope Gelasius I changed the Lupercaria ceremony held every February 15, became the official celebration of the Church. Two years later, the Pope replaced the date becomes February 14, which coincides with the date of the death of Saint Valentine as a form of homage and cult to Saint Valentine. Thus the feast of Lupercaria is no longer there and replaced with “Valentine Days”Skeletal remains unearthed from the tomb of Saint Hyppolytus him Via Tibertinus near Rome, identified as relics of St. Valentine. Then put in a gold coffin and sent to church Whitefriar Street Carmelite Church in Dublin, Ireland. The bodies were given to them by Pope Gregory XVI in 1836.Many travelers now who make a pilgrimage to this church on Valentine’s day, where the gold coffin in a procession ‘arak-arak’ and brought to a high altar. On that day a special mass was held and presented to the young people and those who are in a relationship of love.This feast was removed from the ecclesiastical calendar in 1969 as part of a broader effort to remove the native Saints can be questionable and only-based legend only. But this feast is still celebrated on certain parishes.Appropriate development, Valentines day is sort of routine rituals for the Church to be celebrated. In order not to look formal, this warning is wrapped with entertainment or dinner parties.
Hari raya ini adalah salah satu hari raya bangsa Romawi Paganis (yang menyembah berhala), bangsa romawi telah menyembah berhala semenjak 17 abad silam. Jadi hari raya valentine ini adalah merupakan sebutan kepada kecintaan terhadap sesembahan mereka.
Tentang sejarah valentine ini ada banyak versi yang menyebutkan, tetapi dari sekian banyak versi menyimpulkan bahwa hari valentine tidak memiliki latar belakang yang jelas sama sekali.
Perayaan ini telah ada semenjak abad ke-4 SM, yang diadakan pada tanggal 15 februari, perayaan yang bertujuan untuk menghormati dewa yang bernama Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Acara ini berbentuk upacara dan di dalamnya diselingi penarikan undian untuk mencari pasangan. Dengan menarik gulungan kertas yang berisikan nama, para gadis mendapatkan pasangan. Kemudian mereka menikah untuk periode satu tahun, sesudah itu mereka bisa ditinggalkan begitu saja. Dan kalau sudah sendiri, mereka menulis namanya untuk dimasukkan ke kotak undian lagi pada upacara tahun berikutnya.
Sementara itu, pada 14 Februari 269 M meninggallah seorang pendeta kristen yang juga dikenal sebagai tabib (dokter) yang dermawan yang bernama Valentine.
Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat dalam peperangan. Karena mereka tidak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal. Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.
St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.
Sampai pada suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah satu pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St. Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya.
Sejak kematian Valentine (14 februari), kisahnya menyebar dan meluas, hingga tidak satu pelosok pun di daerah Roma yang tak mendengar kisah hidup dan kematiannya. Kakek dan nenek mendongengkan cerita Santo Valentine pada anak dan cucunya sampai pada tingkat pengkultusan.
Ketika agama Katolik mulai berkembang, para pemimipin gereja ingin turut andil dalam peran tersebut. Untuk mensiasatinya, mereka mencari tokoh baru sebagai pengganti Dewa Kasih Sayang, Lupercus. Akhirnya mereka menemukan pengganti Lupercus, yaitu Santo Valentine.
Di tahun 494 M, Paus Gelasius I mengubah upacara Lupercaria yang dilaksanakan setiap 15 Februari menjadi perayaan resmi pihak gereja. Dua tahun kemudian, sang Paus mengganti tanggal perayaan tersebut menjadi 14 Februari yang bertepatan dengan tanggal matinya Santo Valentine sebagai bentuk penghormatan dan pengkultusan kepada Santo Valentine. Dengan demikian perayaan Lupercaria sudah tidak ada lagi dan diganti dengan “Valentine Days”
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus dia Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836.
Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas diarak-arak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.
Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-muasalnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
Sesuai perkembangannya, Hari Kasih Sayang tersebut menjadi semacam rutinitas ritual bagi kaum gereja untuk dirayakan. Agar tidak kelihatan formal, peringatan ini dibungkus dengan hiburan atau pesta-pesta.
semoga bermanfaat untuk sahabat KBI semua ya 🙂